Sejarah Kerajaan Mataram Kuno, Cikal Bakal Berdirinya Candi Borobudur

Sejarah Kerajaan Mataram Kuno, Cikal Bakal Berdirinya Candi
Borobudur

 

Pernahkah Sobat Medcom berkunjung ke Candi
Borobudur? Bangunan bersejarah yang sempat dinobatkan sebagai keajaiban dunia
itu ternyata merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Kuno.

 

kerajaan bercorak Hindu-Budha ini menguasai hampir seluruh
wilayah Jawa Tengah, lebih tepatnya mulai dari Yogyakarta hingga Surakarta.
Kerajaan yang berdiri pada 752 M itu merupakan hasil pembagian Kerajaan
Kalingga oleh Ratu Shima untuk kedua anaknya, Dewi Parwati dan Iswara
Kasawalingga.

 Di daerah yang
diterima Dewi Parwati itulah didirikan Kerajaan Mataram Kuno. Namun, pendiri
kerajaan tersebut bukan Dewi Parwati.

Menurut Prasasti Canggal, pendiri Kerajaan Mataram Kuno
adalah anak Dewi Parwati bernama Sanaha. Namun, berdasarkan penuturan Prasasti
Mantyasih, pendiri kerajaan itu ialah Sanjaya, anak dari Sanaha atau cucu Dewi
Parwati.

Prasasti Mantyasih menyebut, Sanaha memang pernah mendirikan
kerajaan, tetapi bukan Mataram Kuno. Kerajaan besutan Sanaha itu bahkan sudah
runtuh akibat sebuah serangan. Inilah sebabnya, Sanjaya dianggap sebagai orang
pertama yang mendirikan pusat ibu kota Kerajaan Mataram Kuno.

Sejarah singkat Kerajaan Mataram Kuno

 

Berbicara tentang silsilah Kerajaan Mataram Kuno, tentu tak
terlepas dari beberapa sosok asal Kerajaan Kalingga. Seperti yang sudah dibahas
di awal, penguasa Kerajaan Kalingga kala itu, Ratu Shima, membagi wilayah
kekuasaan untuk kedua anaknya, Dewi Parwati dan Iswara Kasawalingga.

Setelah Dewi Parwati berkeluarga, dia dikaruniai seorang
cucu bernama Sanjaya. Kemudian, Sanjaya menikahi sepupunya sendiri, Dewi
Sudiwara yang merupakan cucu dari Iswara Kasawalingga.

Dari hasil pernikahan itu, lahir penerus kerajaan bernama
Rakai Panangkaran. Di masa pemerintahannya inilah mulai dibangun candi-candi
bercorak Budha, padahal kedua orang tuanya merupakan pemeluk agama Hindu.

Usut punya usut, candi bercorak Budha banyak didirikan
karena Kerajaan Mataram Kuno sedang diserang oleh kerajaan Budha, yaitu
Kerajaan Sriwijaya. Rakyat banyak yang tunduk dan mengakui agama Buddha. Meski
begitu, sebagian rakyat lainnya tetap diperbolehkan beribadah dalam agama
Hindu.

 Singkat cerita, Rakai
Panangkaran memiliki cicit bernama Balaputradewa dan Samaratungga dari Dinasti
Syailendra. Familiar dengan kedua nama tersebut? Ya, Samaratungga merupakan
pendiri Candi Borobudur, sedangkan Balaputradewa menjadi salah satu raja dari
Kerajaan Sriwijaya.

Tahta kerajaan selanjutnya diteruskan oleh menantu
Samaratungga, yaitu Rakai Pikatan dari Dinasti Sanjaya. Mestinya, putri
Samaratungga yang bernama Pramodawardhani-lah yang memegang pemerintahan.
Namun, setelah menikah, kerajaan malah dikuasai Rakai Pikatan.

Kerajaan Mataram Kuno berakhir di masa pemerintahan Mpu
Sindok. Runtuhnya kerajaan ini bukan karena peperangan, melainkan akibat
bencana alam yang mengharuskannya dipindahkan ke Jawa Timur. Alih-alih
melanjutkan Kerajaan Mataram Kuno, Mpu Sindok justru mendirikan Dinasti Isyana
melalui Kerajaan Medang Kamulan.

Keadaan ekonomi dan agama Kerajaan Mataram Kuno

 

Karena wilayah kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno mencakup
Sungai Bengawan Solo—sungai terbesar dan paling banyak digunakan masyarakat
untuk berdagang—maka sektor ekonomi berfokus pada pertanian dan pemungutan
pajak rutin.

Pajak tersebut diperuntukkan bagi orang dari luar Kerajaan
Mataram Kuno yang singgah ke Bengawan Solo untuk melakukan kegiatan jual-beli.
Selain itu, orang yang ingin memasuki kerajaan juga dikenakan pajak dan harus
memperoleh izin.

Sementara itu, dalam segi agama, Kerajaan Mataram Kuno
awalnya menganut ajaran Hindu Syiwa. Namun, semenjak masa pemerintahan Rakai
Pikatan, budaya agama Budha mulai bermunculan. Alhasil, terjadilah percampuran
dua agama tersebut.

Masa kejayaan Kerajaan Mataram Kuno

 

Perkembangan Kerajaan Mataram Kuno diawali dari masa
kekuasaan Raja Sanjaya yang bergelar Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya. Raja ini
dikenal dengan sosok yang adil, bijaksana, dan memiliki pegangan agama yang
kuat. Berkat pemerintahannya Kerjaan Mataram Kuno semakin memperluas wilayahnya
dan menjadi pusat pembelajaran agama Hindu.

Puncak kejayaan Kerajaan Mataram Kuno terjadi pada abad ke-8
selama masa Dinasti Syailendra. Raja Sri Dharmatungga mampu memperluas wilayah
hingga ke Semenanjung Malaka. Penerusnya pun juga semakin menambah wilayah,
seperti Indra (Syalendra) yang mampu menalukkan Chenla atau Kamboja.

Kepemimpinan selanjutnya yang dipegang oleh Samaratungga
membuat Kerajaan Mataram Kuno mampu mengembangkan keseniannya dengan bukti
adanya Candi Borobudur.

Perpecahan Kerajaan Mataram Kuno

 

Setelah Raja Sanjaya wafat, tahta pun diberikan kepada Rakai
Panangkaran sebagai putranya. Wafatnya Rakai Panangkaran membuat kepemimpinan
Kerajaan Mataram Kuno terpecah menjadi dua. Perpecahan ini menjadi Dinasti
Sanjaya dan Dinasti Syailendra.

Dinasti Sanjaya menguasai wilayah Jawa Tengah bagian utara
dengan corak Hindu. Sedangkan Dinasti Syailendra bercorak Budha dan menguasai
wilayah Jawa Tengah bagian selatan. Meskipun sempat terpecah, kedua dinasti ini
bersatu kembali setelah adanya pernikahan antara Pramodhawardani (Dinasti
Syailendra) dan Rakai Pikatan (Dinasti Sanjaya).

Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno

 

Meskipun Kerajaan Mataram Kuno tinggal kenangan, bukti
peninggalannya masih terjaga hingga sekarang. Salah satunya, Candi Borobudur.
Bangunan bersejarah yang didirikan Samaratungga ini bahkan sempat masuk daftar
tujuh keajaiban dunia menurut UNESCO.

 Peninggalan Kerajaan
Mataram Kuno lainnya ialah Candi Prambanan, Candi Kalasan, dan Candi Sewu.
Uniknya, pada candi bercorak Hindu, terdapat beberapa bagian yang bercorak
Budha. Begitu pun sebaliknya, candi bercorak Budha memiliki beberapa bagian
yang bercorak Hindu.

 Keunikan tersebut
menjadi saksi bisu atas toleransi beragama di Kerajaan Mataram Kuno kala itu.
Lantas apa saja prasasti dan candi peninggalan Kerajaan Mataram Kuno?

Prasasti Kerajaan Mataram Kuno

 

  1.     Prasasti Canggal
  2.     Prasasti Kalasan
  3.     Prasasti Klurak
  4.     Prasasti Mantyasih

 

 

 

 

Candi Kerajaan Mataram Kuno

 

  1.     Candi Arjuna
  2.     Candi Bima
  3.     Candi Plaosan
  4.     Candi Kalasan
  5.     Candi Prambanan
  6.     Candi Mendut
  7.     Candi Sewu
  8.     Candi Pawon
  9.     Candi Borobudur
  10.     Candi Semar
  11.     Candi Puntadewa
  12.     Candi Srikandi